KULTUM 1
Rabu, 5 Maret 2025
Ust. Amin Bunyamin, S.Pd.I
![]() |
| Ustaz Amin memberikan Kultum Zuhur |
Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025, Pesantren Persatuan Islam 69 (PPI 69) Matraman mengadakan Kultum Zuhur dan membaca Al-Qur'an satu juz setiap hari di Masjid Ihyaaus Sunnah, Komplek PPI 69 Matraman. Santri membaca Al-Qur'an satu juz setiap hari setelah selesai mengerjakan soal PTS dan mendengarkan Kultum Zuhur setelah salat zuhur. Santri yang sudah selesai mengerjakan PTS langsung berbgegas ke MasjidIhyaaus Sunnah untuk membaca Al-Qur’an bersama sambil menunggu waktu Zuhur tiba dengan bimbingan para ustaz. Setelah melaksanakan Solat Zuhur berjama’ah dan Solat Sunnah Ba’diyyah Zuhur, para santri mendengar Kultum Zuhur yang disampaikan oleh para ustaz secara bergantian setiap harinya.
Pada Kultum Zuhur pertama ini yang menyampaikan kultum adalah Ustaz Amin Bunyamin, S.Pd.I. Beliau menyampaikan kultum dengan judul "KEUTAMAAN MENJAGA LISAN SELAMA IBADAH SHAUM”.
Kita wajib menjaga diri dari perbuatan yang dapat mengurangi ibadah shaum, salah satunya menjaga lisan. Hadits tentang indikator iman seorang mukmin yang terdapat dalam Arba’in Nawawi karya Imam An-Nawawi adalah hadits ke-15 sebagai berikut:
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَومِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ) رَوَاهُ اْلبُخَارِي وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan hari akhir maka hendaknya dia berbicara yang baik atau (kalau tidak bisa hendaknya) dia diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia memuliakan tamunya.” (HR. al Bukhari dan Muslim)
Pada zaman sekarang, kita tidak hanya berkata secara langsung dengan orang lain, tetapi juga kita dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui sosial media. Maka kita tidak hanya harus menjaga lisan kita saja, akan tetapi kita juga harus menjaga jari kita di sosial media.
Ada pribahasa yang sudah kitab kenal yaitu "Ucapanmu adalah harimaumu". Maka hari ini pribahasa tersebut bisa kita ganti dengan "Jarimu adalah harimaumu”.
Bahkan tidak hanya menjaga lisan kita saat puasa, tapi jika ada yang memancing kita untuk berkata kasar atau mengajak kita untuk berkelahi, maka apa yang harus kita perbuat?
Hadits yang berkaitan dengan ajakan berantem saat puasa adalah "Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan 'sesungguhnya aku sedang puasa'" (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits ini mengandung pesan agar umat Islam mengendalikan emosi saat berpuasa. Marah dan bertengkar tidak membatalkan puasa, tetapi dapat mengurangi pahala puasa.
Ada hadis yang berbunyi "Puasa itu benteng/perisai, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh”. (HR. Imam Bukhari)
Berdasarkan dua hadits diatas, kewajiban org yang shaum tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi harus menahan dan menjaga lisan agar tidak mengucapkan hal yang tidak perlu atau berkata kotor/kasar.
Nabi Ibrahim mencontontohkan kepada anak keturunannya dalam menjaga lisannya. Dalam Surat Asy-Syu'ara' ayat 84 berbunyi,
وَاجْعَلْ لِّيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى الْاٰخِرِيْنَ
"Jadikanlah aku sebagai buah tutur yang baik di kalangan orang-orang (yang datang) kemudian".
Ibadah shaum menajadi momentum untuk melatih diri berkata yang baik. Dan semoga setelah Ramadhan dapat menjadikan kita semua sebagai manusia yang bertaqwa. Dapat dimulai dengan menjaga lisan yang termasuk juga dari Akhlaqul Karimah.

0 Komentar